Senin, 22 Oktober 2012

Resume Artikel : Everett Lee “ Teori Migrasi ”

Oleh: M. Haiqal Arifianto

Di tiga perempat abad yang lalu, Ravenstein banyak dikutip dan kadang pula ditentang. Sementara ribuan literatur yang membahas kajian migrasi pada saat itu, namun sedikit sekali generalisasi tambahan yang lebih lanjut. Betul, terdapat kajian mengenai umur dan migrasi, jenis kelamin dan migrasi, ras dan migrasi, jarak dan migrasi, pendidikan dan migrasi, kekuatan buruh dan migrasi, dan sebagainya, namun kebanyakan kajian itu yang menitikberatkan kepada karakteristik para migrant dipahami hanya dengan sedikit rujukan terhadap volume migrasi,
dan sedikit kajian yang mempertimbangkan alasan migrasi atau asimilasi migran di tempat tujuan. Sedikit sekali perkembangan bidang ini pada 1930-an sehingga Dorothy Thomas dan organisasinya berkesimpulan hanya generalisasi yang mengenai perbedaan-perbedaan di internal migrasi yakni bahwa para migran cenderung adalah remaja muda atau yang umur belasan tahun. Kemudian Bogue dan Hagood menyimpulkan secara tajam keadaan arus pengetahuan dalam tulisannya “Sebuah Pendekatan terhadap Teori Migrasi yang Berbeda” dan Otis Durant Duncan menyumbangkan esainya yang sangat bernilai berjudul “Teori dan Konsekuensi Mobilitas Masyarakat Pertanian”, namun keduanya terbatas pada konteks Amerika Serikat dan terhambat dengan kurangnya data yang diperbaiki sebagiannya. Banyak esai-esai di dalam teori migrasi mengkaji migrasi dan jarak serta formulasi hubungan matematis yang lebih maju. Mungkin teori migrasi yang paling terkenal akhir-akhir ini adalah teori campur tangan peluang-nya Stouffer.
Terkecuali Dudley Kirk, Ravenstein tampaknya adalah orang terakhir yang membuat perbadingan secara mendetail mengenai volume internal migrasi atau karakteristik para migran di sejumlah negara. Secara umum dikatakan, pertimbangan internal migrasi dipisahkan dari konsekuensi imigrasi dan emigrasi, dan perpindahan yang sangat pendek, seperti orang-orang di wilayah-wilayah di Amerika Serikat atau di dalam Kreise di Jerman, tidak dipertimbangkan dengan jarak perpindahan yang lebih panjang sehingga dicap migrasi. Begitu pula, migrasi yang dipaksa seperti perpindahan para pengungsi pada perang dunia kedua dan akibat-akibatnya tidak dikelompokkan dengan apa yang disebut migrasi bebas.
Tujuan dari paper ini adalah upaya mengembangkan sekema umum kedalam mana aneka ragam perpindahan spasial bisa ditempatkan dan, dari sejumlah kecil yang tampak sebagai proposisi bukti diri, untuk menarik sejumlah kesimpulan yang berkaitan dengan volume migrasi, perkembangan arus dan arus balik, dan karakteristik para migran. Sebagai permulaan analisis ini, definisi migrasi diperkenalkan secara lebih umum daripada yang sudah berlaku.
Definisi Migrasi
Migrasi didefinisikan secara mendalam sebagai perubahan tempat tertinggal baik permanen atau semi-permanen. Tidak ada batasan jarak pindah atau sifat sukarela tindakan atau tidak, dan tidak ada pembedaan antara internal dan eksternal migrasi. Jadi, perpindahan antar ruang dari satu apartemen ke apartemen lainnya dianggap sama dengan banyak tindakan seperti perpindahan dari Bombay, India, ke Cedar Rapids, Iowa, meskipun tentunya permulaan dan konsekuensi tindakan semacam itu sangat berbeda. Namun tidak semua jenis mobilitas spasial termasuk dalam definisi ini. Dikecualikan, misalnya, perpindahan yang terus-menerus masyarakat nomad dan para pekerja yang sering pindah tempat, baginya tidak ada istilah perpindahan yang lama, dan perpindahan sementara seperti mereka pergi ke gunung-gunung pada musim panas.
Faktor-Faktor Tindakan Migrasi
Faktor-faktor itu meliputi keputusan bermigrasi dan proses-proses migrasi mungkin diringkas kedalam empat hal, sebagaimana dibawah ini:
1.      Faktor yang berkaitan dengan tempat asal.
2.      Faktor yang berkaitan dengan tempat tujuan.
3.      Campur tangan rintangan.
4.      Faktor-faktor personal.
 terdapat perbedaan penting antara faktor-faktor yang berkaitan dengan tempat asal dengan orang-orang di tempat tujuan. Orang-orang yang tinggal di suatu tempat yang memiliki pengetahuan langsung dan lama dengan tempat itu biasanya dapat membuat keputusan yang dipertimbangkan dan tidak tergesa-gesa terkait dengan hal itu. Ini tidak sejatinya benar terkait dengan tempat tujuan. Pengetahuan akan tempat tujuan jarang tepat, dan tentu beruntung dan malangnya di tempat itu hanya bisa diterima dengan tinggal di sana. Jadi, selalu tedapat bagian yang terabaikan atau bahkan misterius tentang tempat tujuan dan pasti selalu terdapat ketidakpastian perihal resepsi (penerimaan) migran di tempat yang baru.
Perbedaan penting lainnya antara faktor-faktor di tempat asal dan tujuan yaitu terkait dengan tingkat siklus kehidupan. Bagi banyak migran, tempat asal dalam mana tahun-tahun pertumbuhan telah dihabiskan dan bagi pemuda yang punya kesehatan yang baik pada umumnya serta tidak ada tanggung jawab yang mengganggu, mereka membuat peninjauan kembali sebagai evaluasi terhadap elemen-elemen positif di dalam lingkungan dan evaluasi elemen-elemen negative. Di sisi lain, kesulitan-kesulitan terkait dengan asimilasi di lingkungan yang baru bisa menciptakan sebaliknya di tempat tujuan yang baru meskipun demikian pengujian faktor-faktor positif dan negative di tempat tujuan sama-sama keliru.
Banyak kejadian yang kurang lebih serampangan (random) juga sangat bisa mereduksi dorongan tempat kepada seseorang dan meningkatkan keatraktifan daerah lain. Korban-korban ketidakadilan sebagaimana para pelaku kejahatan mungkin terpaksa meninggalkan wilayah dimana mereka tinggal. Banyak kejadian seperti ini dan kejadian-kejadian lain yang mempengaruhi namun tidak sedikit orang di dalam masyarakat yang meski demikian menjadi sangat penting (bulk large) di dalam motivasi kelompok migran itu.
Konseptualisasi migrasi ini seperti faktor-faktor di tempat asal dan tujuan, keterlibatan kendala, dan serangkaian faktor-faktor personal merupakan yang sederhana yang barangkali diterima sebagai bukti diri. Dikatakan sekarang bahwa meskipun hal ini sederhana, ia menyediakan sebuah kerangka bagi banyak hal yang diketahui mengenai migrasi dan menunjukkan sejumlah bidang-bidang penyelidikan. Hal ini digunakan sebagai berikut untuk merumuskan serangkaian hipotesis tentang volume migrasi berdasarkan kondisi yang bervariasi, perkembangan arus dan arus balik, dan karakteristik para migran.
Volume Migrasi
1.              Volume migrasi di wilayah biasa bervariasi dengan tingkat aneka ragam wilayah yang termasuk di wilayah itu. --- Jika migrasi, sebagaimana diasumsikan, sebagai hasil bagian dari pertimbangan faktor-faktor positif dan negative di tempat asal dan tujuan, maka tingkat perbedaan yang tinggi diantara wilayah-wilayah seharusnya menghasilkan tingkat migrasi yang tinggi. . Di dalam ekonomi yang dinamis, peluang-peluang baru secara kontinu tercipta di tempat-tempat dimana para pekerja bisa ditarik, dan pabrik-pabrik lama terhapuskan secara kejam ketika mereka tidak lagi menguntungkan.
2.              Volume migrasi berhubungan dengan kesulitan mengatasi keterlibatan rintangan. ---Hipotesis ini hampir tidak membutuhkan elaborasi. Salah satu pertimbangan yang paling penting dalam keputusan bermigrasi adalah kesulitan keterlibatan rintangan.
3.              Volume migrasi bervariasi dengan aneka ragam masyarakat. ---Keanekaragaman mayarakat juga mempengaruhi volume migrasi. Dimana terdapat kesamaan yang besar diantara masyarakat --- apakah dalam hal asal ras atau etnis, pendidikan, pendapatan, atau tradisi --- tingkat migrasi yang lebih kecil ketimbang dimana terdapat keanekaragaman yang besar. Keanekaragaman masyarakat mengimplikasikan keberadaan kelompok-kelompok yang secara khusus cocok dengan pencarian-pencaraian yang cenderung (given). Keanekaragaman masyarakat secara tak dapat dielakkan menunjukkan bahwa status sosial dari beberapa kelompok akan menjadi tinggi di atas kelompok lain. Diskriminasi diantara kelompok-kelompok ras dan etnis merupakan kebiasaan ketimbang pengecualian, dan tingkat diskriminasi bervariasai dari tempat ke tempat, sering dengan cara yang ekstrem seperti di US. Meskipun diskriminasi membawa pada pendirian “Ghetto”, ia juga membawa perpindahan masyarakat yang cepat dari satu wilayah ke wilayah lain --- saksikan akhir-akhir ini migrasi orang Negro Amerika.
Perbedaan etnis tidak tampak sebagai kelompok-kelompok minoritas yang berasimilasi, melainkan tujuan utama peradaban modern untuk membuka (inaugurate) jenis-jenis perbedaan lain diantara masyarakat. Tujuan pendidikan yang diperpanjang untuk menciptakan spesialis, bagi banyak orang dimana tuntutan yang kecil di suatu tempat manapun tetapi tersebar luas. Bagi mereka, migrasi adalah suatu hal yang cocok dengan lapangan kerja mereka. Demikian, para insinyur dan professor menjadi peripatetik, tetapi demikian juga para eksekutif dan aktor-aktor bisnis.
4.               Volume migrasi bervariasi dengan fluktuasi-fluktuasi di dalam ekonomi. --- Perputaran-perputaran bisnis mempengaruhi volume migrasi dengan banyak cara, namun pertimbangan yang krusial adalah cara dimana perputaran-perputaran itu mempengaruhi perbandingan faktor-faktor positif dan negative di tempat asal dan tujuan. Selama beberapa periode ekspansi ekonomi, bisnis-bisnis dan industri-industri baru diciptakan dengan kecepatan yang tinggi, dan industri-industri lama mulai mengangkat pekerja dari jauh. Walaupun demikian, peluang-peluang seperti itu sama sekali tidak tersebar secara merata, dan bagian-bagian negara masih dalam keadaan yang relatif stagnasi. Yang kontras diantara faktor-faktor positif di tempat asal dan tujuan dipertinggi, sedangkan faktor-faktor negatif di tempat asal tampaknya lebih menyedihkan. Selama depresi, bagaimanapun juga, sebagian dari bisnis yang baru dibangun gagal dan yang lainnya berhenti berekspansi.
5.              Tanpa ada pengujian yang hebat, volume dan sekaligus angka migrasi cenderung meningkat dengan waktu. --- Volume migrasi cenderung meningkat dengan waktu karena beberapa alasan, antara lain meningkatnya perbedaan wilayah, meningkatnya perbedaan masyarakat, dan penyusutan keterlibatan rintangan. Sebagaimana ditunjukkan di atas, industrialisasi dan westernisasi, tujuan eksplisit dan implicit dari banyak negara, meningkatkan perbedaan wilayah. Juga benar bahwa di negara maju dan berkembang, perbedaan wilayah baik menyangkut ekonomi dan berbagai fasilitas, dipertinggi. Berdasarkan skala internasional, perbedaan ekonomi antara negara maju dan terbelakang semakin meningkat daripada berkurang, dan di seluruh negara perbedaan antara wilayah kota dan pertanian semakin menyata.
6.              Volume dan angka migrasi bervariasi dengan keadaan proses di dalam negara atau wilayah. --- Seperti pernyataan Revenstein, “Migrasi berarti kehidupan dan proses; sebuah stagnasi populasi yang menetap”. Alasan-alasan kenapa hal ini benar adalah serupa dengan hal-hal yang telah lalu di atas pada item 5. Di negara yang secara ekonomi progresif, perbedaan-perbedaan wilayah ditonjolkan oleh perkembangan industry dan pendidikan diantara masyarakat. Pada saat yang sama, keterlibatan hambatan/rintangan terhadap migrasi di dalam negara dikurangi teknologi yang meningkat dan oleh desain politik.
Karakteristik Para Migran
1. Migrasi itu selektif. Pernyataan sederhana menegaskan bahwa para migran bukanlah sampel acak dari populasi di tempat asal. Alasan kenapa migrasi itu selektif adalah bahwa orang-orang yang merespon plus-minus faktor-faktor di tempat asal dan tujuan memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk menanggulangi kendala-kendala yang ada, mereka berbeda satu sama lain dalam hal faktor-faktor personal seperti didiskusikan di atas. Tampaknya tidak mungkin bagi migrasi yang tidak selektif. Jenis seleksi itu bervariasi yakni positif di beberapa arus tertentu dan negatif di arus lainnya. Seleksi positif berarti seleksi migran terhadap kualitas tinggi, dan sebaliknya seleksi negative.
2. Migran yang merespon faktor positif secara primer di tempat tujuan cenderung pilihan yang selektif. --- Orang-orang ini tidak butuh bermigrasi namun mereka melakukannya juga karena mereka merasa ada kesempatan-kesempatan dari jauh dan mereka bisa menimbang keuntungan dan ketidakuntungan di tempat asal dan tujuan. Misalnya, orang-orang yang sangat berpendidikan, yang sudah berada dalam situasi yang tentram, sering bermigrasi karena mereka menerima tawaran yang lebih baik di tempat lain. Orang-orang yang profesional dan manajerial juga sangat mobile (aktif bergerak/berjalan kemana-mana), dan sering bermigrasi karena migrasi berarti peningkatan.
3. Migran yang secara primer merespon faktor-faktor minus di tempat asal cenderung pilihannya negatif; atau, dimana terdapat faktor-faktor minus yang sangat besar di seluruh kelompok-kelompok masyarakat, mereka mungkin tidak sama sekali dipilih. --- Contoh dari yang terakhir ini adalah pengusiran politik seperti para migran Jerman dari Polandia dan Prusia Timur atau penerbangan orang-orang Irlandia yang mengikuti kegagalan panen kentang. Secara keseluruhan, faktor-faktor di tempat asal bekerja dengan sangat keras melawan orang-orang yang di satu jalan telah gagal secara ekonomi dan sosial. Meski terdapat kondisi-kondisi di banyak tempat yang mendorong tidak ortodok dan sangat kreatif, lebih mungkin yang tidak terdidik dan terganggu/gelisah (disturbed) yang terpaksa bermigrasi.
4. Dengan melakukan pengambilan secara bersama semua migran, seleksi cenderung bimodal --- Untuk tempat asal manapun, sebagian para migran yang pergi yang secara primer merespon faktor-faktor plus di tempat tujuan dan karena itu cenderung terpilih secara positif, sementara yang lain yang merspon faktor-faktor minus cenderung terpilih secara negatif.
5. Derajat pilihan positif meningkat dengan kesulitan kendala-kendala yang ada. --- Bahkan meski pilihannya adalah negatif atau acak di tempat asal, adanya rintangan-rintangan memperkenankan membuang beberapa kelemahan atau ketidakmampuan. Jadi, kerasnya perjalanan ke Amereka di abad ke-17 dan 18 telah menghilangkan banyak kelemahan, dan seleksi yang semacam itu jelas Nampak diantara para pengungsi Jerman dari eropa Timur selama dan setelah PD II. Biasanya juga dicatat bahwa seperti jarak migrasi yang meningkat, para migran meningkat menjadi kelompok superior. Pada ekstrem yang lain, kita memiliki perusahaan (penggilingan) di sekitar wilayah orang-orang yang, menurut definisi tertentu, kurang mampu; misalnya, penghuni perkampung kotor yang tidak berpendidikan sering berpindah-pindah di sekitar  radius rumah kayu. Perpindahan jarak yang pendek seperti juga merupakan karakteristik para petani bagi hasil sebelum hari-hari PD II di US.
6. Kemakmuran yang tinggi untuk bermigrasi di tingkat tertentu siklus kehidupan penting di dalam seleksi para migran. --- Pada suatu tingkat, migrasi adalah sebagian dari rites de passage. Jadi, orang-orang yang masuk sebagai tenaga buruh dan menikah cenderung bermigrasi (berpindah) dari rumah orang tua, sementara orang-orang yang bercerai atau menjanda juga cenderung berpindah jauh. Karena beberapa kejadian ini terjadi pada usia yang dapat ditegaskan dengan baik, mereka penting untuk membentuk garis seleksi umur. Mereka juga penting untuk membangun tipe-tipe seleksi yang lain –misalnya status pernikahan atau ukuran keluarga.
7. Karakteristik para migran cenderung tingkat menengah diantara karakteristik masyarakat di tempat asal dan di tempat tujuan. --- Orang-orang yang berbeda-beda karakteristiknya bereaksi secara berbeda terhadap keseimbangan faktor plus dan minus di tempat asal dan tujuan. Bahkan sebelum mereka pergi, para migran cenderung mengambil beberapa karakteristik masyarakat di tempat tujuan. Meskipun begitu mereka tidak kehilangan karakteristik di tempat asalnya. Hal ini disebabkan, pada satu tingkat, mereka sudah seperti masyarakat di tempat tujuan sehingga mereka menemukan faktor-faktor positif tertentu di sana, dank arena mereka tidak seperti masyarakat di tempat asal sehingga faktor-faktor minus tertentu di sana membenarkan migrasi. Banyak kajian yang menunjukkan hubungan tingkat lanjut ini. Kesuburan para migran, misalnya, cenderung gugur diantara masyarakat di tempat asal dan tujuan, dan pendidikan para migran dari pedesaan, yang sementara lebih tinggi daripada yang non-migran di tempat asal, lebih rendah daripada masyarakat di tempat tujuan. Jadi, salah satu paradoks migrasi yang dalam hal itu perpindahan masyarakat mungkin cenderung menurunkan kualitas masyarakat, seperti diungkapkan di dalam perihal karakteristik-karakteristik khusus di tempat asal dan tujuan.
Secara ringkas, skema sederhana migrasi telah dielaborasi, dan dari sana hipotesis tertentu mengenai volume migrasi, pembangunan arus dan arus balik, dan karakteristik para migran telah diformulasikan. Tujuan ini adalah membangun sejumlah hipotesis yang saling berkaitan di dalam kerangka umum, dan kerja yang terus meningkat menuju pembangunan dalam hal pengaruh terhadap pemerolehan dan kehilangan wilayah.
Dimana pun mungkin, hipotesis-hipotesis ini diletakkan dalam bentuk semacam itu sehingga teruji dengan data yang mutakhir. Bagi yang lain data yang penting bukan yang tersedia sekarang, dan yang lainnya mensyaratkan uraian baru mengenai data yang tersedia. Hal ini diharapkan bahwa banyak pengecualian yang ditemukan, karena migrasi merupakan fenomena yang kompleks dan yang paling penting menyederhanakan kondisi --- semua hal lain yang seimbang --- yang tidak mungkin direalisasikan. Meskipun demikian, dari apa yang sekarang diketahui terkait dengan migrasi, memperkaya persetujuan ditemukan dengan teori yang terbingkai di dalam di dalam paper ini. Tentu pengujian yang penuh bergantung pada terkumpulnya materi dari budaya-budaya yang berbeda. Untungnya, pengakuan akan pentingnya internal migrasi di dalam perkembangan sosial dan ekonomi telah memacu penelitian, dan makin banyak negara yang mempublikasikan data migrasi yang detail dari pendaftaran masyarakat atau sensus.

3 komentar:

  1. artikel dalam blog ini sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas kuliah. thanks gan

    BalasHapus
  2. Ini buku pedomannya buku apa yaa gan ?

    BalasHapus