oleh : M. Haiqal Arifianto
Indonesia
adalah negara dengan umat islam terbesar di dunia, dan dari sekian banyak
penduduk Indonesia adalah mayoritas umat islam. Sungguh hebat ketika orang yang
menyebarkan islam dengan bagus ke Indonesia yang sampai sekarang islam di
Indonesia masih menjadi mayoritas dan banyak pula pemikir-pemikir islam di
Indonesia yang mengembangkan modernisasi islam. Seperti kita ketahui islam
adalah agama dari negara Arab yang dikenalkan oleh nabi Muhammad SAW
kepada
kaum kafir qurais disana sampai kepada daerah-daerah negeri Arab. Namun setelah
Nabi Muhammad wafat mulai ada ide regenersi islam sampai kepada negeri-negeri
di dunia.
Banyak negara yang di jumpai untuk memperkenalkan
islam seperti : spanyol, india, dan masih banyak lagi negara yang diperkenalkan dengan islam, namun memang
caranya berbeda. Namun sangat terlihat mencolok ketika negara yang di
perkenalkan dengan cara lemah lembut atau dengan cara peperangan, ketika diperkenalkan
dengan cara peperangan maka terlihat negara tersebut tidak awet dengan
islamnya.
Lalu bagaimana
islam bisa begitu melekat di negara Indonesia ? ini memang tidak terlepas dari
yang membawa islam ke Indonesia dengan baik dan juga penyebaran islam yang di
sesuaikan dengan karekter penduduk Indonesia, dan juga bahwasanya kedatangan
islam ke Indonesia itu membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam
membentuk kepribadian bangsa Indonesia. Perjalanan sejarah menunjukkan
saudagar-saudagar arab muslim untuk terus pulang pergi sebagaimana biasa ke
gugusan pulau melayu dan ke negeri cina tanpa mendapat gangguan apapun, mereka
itu telah menjalankan dakwah islamiyah kemana saja mereka itu sampai , karena
mengembangkan dakwah islamiah itu adalah satu kewejiban agama sebagaimana yang
di sabdakan Rasullulah.[1]
Sabda
nabi Muhammad yang menyeru untuk menyebarkan islam ini rasanya merupakan amanah
yang paling di emban oleh para sahabat. Di Indonesia dapat di sebut pula tokoh
yang sangat berperan pula dalam perkembangan islam di Indonesia yaitu wali
songo yang dengan baik penyabarannya terutama di daerah jawa. Adapun tokoh yang
penulis kutip dari buku Muhammad syamsu yaitu :Tujuh orang dari wali songo
terkenal sebagai pembawa dan penyebar islam di pulau jawa adalah keturunan
Rasulullah SAW, mereka ini adalah : maulana malik Ibrahim, sunan ampel, sunan
giri, sunan bonang, sunan drajat, sunan kudus, dan sunan gunung jati. Sedangkan
anggota wali songo lain yaitu sunan kalijaga, dan sunan maria belum ditemukan
silsilahnya yang jelas. Dari hasil hasil
pengumpulan nama-nama pendakwah di Indonesia, tampak bahwa ulama arab adalah
yang terbanyak .[2]
Dari kutipan tersebut dapat di simpulkan bahwa penyebaran islam di Indonesia
tidak terlepas dari ulama arab yang ikut berperan dalam penyebaran islam.
Para pembawa
islam ini menyebarkan islam dengan mengikuti dari pada kehidupan masyarakat
Indonesia, artinya mereka para penyebar islam ini ikut larut dalam kehidupan
dan tata cara/ tradisi masyarakat Indonesia lalu perlahan menyebarkan islam
dengan sabar dan damai. Menurut Taufik Abdullah (sarjana muslim kontemporer )
yang di kutip dalam buku yang ditulis prof. Dr. Musyarifah sunanto , islam
sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama hijriah atau abad ke 7 atau abad 8
masehi, tetapi baru di anut oleh para pedagang timur tengah di pelabuhan-pelabuhan. Barulah islam
masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke 13
dengan berdirinya samudera pasai. Hal ini terjadi akibat kehancuran Baghdad ibu
kota abbasiyah oleh hulagu. Kehancuran Baghdad menyebabkan para pedagang muslim
mengalihkan aktivitas pedagang ke arah asia selatan, asia timur, dan asia
tenggara. [3]
Sebelum pengaruh islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat
kontak-kontak dagang, baik dari Arab, Persia, India dan China. Islam secara
akomodatif, akulturasi, dan sinkretis merasuk dan punya pengaruh di arab,
Persia, India dan China. Melalui perdagangan itulah Islam masuk ke kawasan
Indonesia. Dengan demikian bangsa Arab, Persia, India dan china punya andil
melancarkan perkembangan islam di kawasan Indonesia.
Namun
nampaknya pendapat Taufik Abdullah tidak
sesuai dengan teori Gujarat tentang datangnya islam ke nusantara, menurut teori
Gujarat islam di bawa ke nusantara oleh para pedagang Gujarat, india pada abad
ke 14 masehi. perdagangan
pada zaman itu di Nusantara dilakukan antar sesama pedagang, tanpa ikut
campurnya kerajaan, jika yang dimaksudkan kerajaan adalah pemerintahan dengan
raja dan memiliki wilayah yang luas. Sebab kerajaan Budha Sriwijaya yang
berpusat di selatan Sumatera baru didirikan pada tahun 607 Masehi.[4]
Masuknya islam ke nusantara ini
nampaknya banyak yang berpendapat tentang hal ini, lalu di rumuskan dalam
beberapa teori masuknya islam ke nusantara. Orang pertama yang mengemukakan
teori ini adalah pijnappel, dia mengaitkan asal-usul islam ke nusantara ke
kawasan Gujarat dan Malabar dengan alasan bahwa orang-orang arab bermazhab
syafi’I bermigrasi dan menetap di daerah-daerah tersebut yang kemudian membawa
islam ke nusantara.[5]
Snouck Hurgronje juga ikut berteori
masalah ini dan menyatakan bahwa mereka di ikuti oleh orang orang arab,
terutama yang mengaku sebagai keturunan nabi Muhammad SAW, dengan memakai gelar
sayyid atau syarif, yang menjalankan dakwah islam, baik sebagai para ustad
maupun sultan. Dia juga tidak menyebutkan secara eksplisit bagian mana dari
india selatan yang dia lihat sebagai sumber islam di nusantara, meskipun
demikian dia berpendapat bahwa abad ke 16 merupakan waktu yang paling mungkin
bagi saat paling awal islamisasi di kepulauan melayu Indonesia. [6]
Menurutnya begitu islam berpijak kokoh di beberapa kota pelabuhan anak benua
india, muslim deccan banyak diantara mereka tinggal sebagai pedagang perantara
dalam perdagangan timur tengah dengan nusantara datang ke dunia melayu
Indonesia sebagai penyebar islam pertama.[7]
Tokoh lain mengemukakan pendapatnya
tentang masuknya islam ke nusantara, Moquette mengatakan bahwa asal-usul islam
di nusantara adalah Gujarat di pesisir selatan india. Kseimpulan dari pendapatnya
mempertimbangkan gaya batu nisan yang di temukan di pasai, Sumatra utara (makam
maulana maulana malik Ibrahim ) yang di katakannya bahwa corak batu nisan yang
ada di pasai dan di gresik sama dengan yang di temukan di cambay, Gujarat.[8]
Lain pula yang di kemukakan oleh P.A.
Hussein Djayadiningrat ( teori Persia) Teori ini lebih menitikberatkan
tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam di
Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia. Salah satu persamaan
tersebut adalah : Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai peringatan syiah
atas kematian Syahidnya Husain. Dan juga yang di kemukakan oleh Hamka( teori
mekah ) Ia berpendapat tersebut karena Mekah sebagai pusat agama Islam. Dan ia
menolak pendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 sebab Islam
masuk Indonesia jauh sebelum abad ke-7.[9]
Adapula teori arab yang di kemukakan oleh Crawfurd yang menegaskan bahwa islam
di kenalkan secara langsung dari tanah arab ke nusantara meskipun dia
menyatakan bahwa hubungan bangsa melayu Indonesia dengan kaum muslim dari
pesisir timur india juga merupakan factor penting.
A.H.
Johns juga mengungkapkan teorinya yaitu para sufi pengembara secara luas
menjalankan dakwah islamdan banyak mengislamkan penduduk sejak abad 13, dengan
menyajikan islam dalam bentuk yang menarik penekanan kontinuitas islam dengan
kepercayaan dan praktik tradisional, mengajarkan dogma islam yang fundamental .
menurut johns, penyebaran islam secara massif adalah akibat dari persaingan
antara islam dan Kristen untuk memenangkan pemeluk baru di kawasan nusantara. hasil
pekembangan ini adalah munculnya para ulama sebagai kelompok sosial sendiri
yang menjadi lebih sadar akan peran krusial mereka dalam memelihara dan
memperluas dunia islam.[10]
Masih
banyak lagi teori dari berbagai tokoh mengenai ini yang tidak dimuat dari paper
ini, namun dari beberapa teori yang di jelaskan secara singkat ada satu teori
yang saya anggap masuk akal dan dapat di terima teorinya. Menurut saya teori
johns adalah teori yang bisa menjawab dari keingintahuan masuknya islam ke
nusantara, karena teori ini mengatakan bahwa islam ini di perkenalkan oleh para
sufi, dan sesuai dengan pandangan awal saya bahwa orang yang paling mungkin
untuk menyebarkan islam adalah yang mampu mengenal betul karakter Indonesia dan
dengan sabar menyebarkannya.
Teori
ini juga berhasil membuat hubungan penting antara konversi, kreasi, dan
perkembangan lembaga islam, seperti madrasah, ulama, dan perhimpunan muda. Dan
juga Waktu yang tepat ketika mulai menyebarkan islam melengkapinya yang menurut
saya paling tepat. Di banding teori lain yang hanya mengemukakan dari kesamaan
batu nisan yang menurut saya kurang relevan untuk penyebaran islam di
Indonesia. Dan menurut saya teori lainnya kurang lengkap di kemukakan melihat
dari penyebaran islam ke nusantara sesuatu yang kompleks.
Adapun
dari penyebaran islam ini terjadi perkembangan yang terjadi seperti yang saya
kutip dari artikel sebuah situs seperti berikut :
- Jalur Perdagangan Melalui perdagangan inilah sangat menguntungkan bagi penyebaran Islam, karena para raja dan kaum bangsawan ikut serta dalam perdagangan ini. Para pedagang muslim banyak yang bermukim di pesisir Jawa (Pantura) yang penduduknya masih kafir.
2.
Jalur Sosial Dari sudut ekonomi para pedagang muslim memiliki status sosial
yang lebih baik daripada penduduk pribumi. Sehingga penduduk pribumi, yang
terdiri dari putri-putri bangsawan tertarik menjadi istri-istri saudagar
muslim. Namun sebelum dinikahkan, terlebih dahulu diislamkan. Dari perkawinan
inilah kemudian saudagar muslim memperoleh banyak keturunan yang juga Islam.
3.
Jalur Pengajaran Masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara juga dilakukan
melalui jalur pendidikan. Baik di pesantren-pesantren maupun di pondok-pondok
yang diselenggarakan oleh para kiai, para ulama, dsb.
4.
Jalur Kesenian Diantara kesenian yang paling terkenal adalah wayang. Jalur ini
dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Beliau adalah tokoh yang paling mahir dalam
mementaskan wayang. Para penonton dibimbing untuk mengucapkan syahadat. Sebagian
cerita wayang dipetik dari Mahabarata dan Ramayana.[11]
[1]
A Hasyimy, sejarah masuk dan
berkembangnya islam di Indonesia, (Bandung : Pt. Almatarif, offset, 1993),
h.192.
[2]
Muhammad Syamsu, ulama pembawa islam di
Indonesia, (Jakarta: penerbit lentera, 1999), h.293.
[3]
Musyarifah Sunanto, sejarah perdaban
islam Indonesia, (Jakarta : Rajawali pers, 2010), h. 8-9.
[4]
Tulisan Bellwood, dalam artikelnya yang dimuat pada situs http://kumpulan-artikel-menarik.blogspot.com/2008/12/islam-masuk-ke-nusantara-saat.html
[5]
Azyumardi Azra, jaringan global dan lokal
islam nusantara, (mizan), h. 24
[6]
Azyumardi Azra, h.24 -25.
[7]
Samsul Nizar, sejarah penelusuran islam, (Jakarta: kencana, 2007), h.342
[8]
Azyumardi Azra, h.25
[9]
Di kutip pada situs http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/02/makalah-masuknya-islam-di-nusantara-dan.html
[10]
Azyumardi Azra, h.33-35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar