A.
George
Simmel dan Pengembangan Sosiologi di Jerman
Perkembangan
Sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri di Jerman memang dapat
dikatakan terlambat jika dibandingkan dengan disiplin ilmu pengetahuan lainnya
yaitu sekitar akhir abad ke-19 M. Salah satu alasan keterlambatannya adalah
alasan yang bersifat politis yaitu pada waktu itu sosiologi belum diajarkan di
universitas-universitas Jerman sampai dengan akhir abad ke-19 M.[1]
Menurut
Frisby
seorang komentator dari karya-karya Simmel, perkembangan sosiologi di
Jerman tidak dapat dilepaskan oleh tokoh yang bernama George Simmel. Bahkan
kemungkinannya menurut Frisby, pengajaran sosiologi yang dilakukan di
universiats-universitas Jerman dilakukan oleh George Simmel. Dugaan Frisby ini
didasari dari bukti-bukti yang mengarah pada satu kesimpulan yaitu Simmel
sebagai pelopor sosiologi yang paling terkemuka di Jerman. Salah satu bukti
yang ditemukan Frisby adalah dari kutipan Paul Bart mengenai kekosongan kursi
sosiologi di Jerman hingga tahun 1918 yang kemudian pada saat itu nama Simmel
dari Universitas Berlin mencuat sebagai orang yang memberikan pengajaran
sosiologi di hampir setiap semester dalam masa enam tahun terakhir.[2]
George
Simmel sendiri merupakan putra asli Jerman yang lahir pada 1 Maret 1858, di kota
Berlin yang kemudian ketika dewasanya Ia berperan besar terhadap perkembangan
sosiologi di Jerman dengan menjadi anggota-anggota penting dalam komunitas
sosiologi salah satunya adalah dengan menjadi anggota dari German Society for Sociology pada pertengahan tahun 1890-an.
Dalam
pemikiran dapat dikatakan bahwa Simmel adalah seorang reformis. Dikatakan
demikian karena Simmel pada dasarnya berusaha mengedepankan sebuah “konsep baru
sosiologi” yang mulai digagas pada akhir tahun 1880-an. Konsep ini lahir dari
kritik dan keprihatinan Simmel terhadap perkembangan dan pengaruh besar konsep
sosiologi mazhab positivis dan evolusionisme di Jerman pada saat itu. Kritik
dan penolakkan Simmel mendapatkan inspirasi dan dukungan dari sosiolog-sosiolog
lain semisal Wilhelm Dilthey (1923: 27) yang menyebut gagasan Comte dan Mill
sebagai a gigantic dream concept. Melalui
kritik yang dilontarkannya di tahun
1883, Dilthey berbicara tentang masyarakat sebagai “permainan
interaksi-interaksi” atau “penjumlahan interaksi-interaksi”.[3]
Kritik
terhadap positivisme dan evolusionisme yang dilontarkan Simmel pada akhirnya
berhasil membentuk sebuah formulasi baru mengenai sosiologi. Karena pengaruh
gurunya Fechner tentang interaksi unsur-unsur, maka kemudian Simmel dapat
memahami konsep masyarakat yang di mana menurut Simmel masyarakat itu merupakan
hasil dari interaksi individu-individu.[4]
Akan
tetapi tak dapat dipungkiri juga walaupun Simmel dianggap sebagai oarang yang
berjasa terhadap perkembangan sosiologi di Jerman namun Ia juga mengalami
sedikit sikap skeptis dan apatis terhadap konsep sosiologi baru dan tujuannya
untuk merintis sosiologi sebagai disiplin ilmu yang independen di Jerman. Hal
ini dapat dilihat dari karya-karyanya selama 20 tahun yang banyak mengalami
pasang-surut terutama antara tahun 1899-1901.[5]
Berikut
adalah struktur teks sosiologi dan ekskursusnya yang sebagian diangkat dari
esai-esai sebelumnya yang diurutkan oleh Frisby:
§ The Problem of Sociology (Excursus
on: Problem: How is Society Possible?);
§ The Quantitative Determination of
The Group;
§ Superordination and Subordination
(Excursus on: Out-voting);
§ Conflict: The Secret and Secret Society
(Excursus on: Adornment; Written Communication);
§ The Intersection of Social Circle;
The Poor (Excursus on: The Negativity of Collective Modes of Behaviour);
§ The Self-Preservation of the Social
Group (Excursus on: Hereditary Office; Social Psychology; Faithfulness and
Gratitude);
§ Space and the Spatial Structures of
Sociology (Excursus on: Social Boundary; Sociology of the Senses; Stranger/The
Philosophy of Money);
§ The Enlargement of The Group and
the Development of Individuality (Excursus on: Nobility: the Analogy between
Individual-Psychological and Sociological Circumstances).[6]
B.
Sosiologi Sebagai Disiplin Khusus dan Independen
Pemikiran
sosiologi Simmel merupakan tanggapan atau kritik terhadap dua konsepsi individu
dan masyarakat yang terlalu ekstremis (A.B. Widyanta, 2002:82). Dua konsepsi
yang dimaksudkan ini adalah kelompok-kelompok yang terlalu menekankan dua kutub
konsep yang berbeda.
Kelompok
pertama, misalnya, yang disinyalir sebagai pendukung konsepsi individu. Mereka
ini sangat percaya bahwa yang nyata untuk dijadikan objek penelitian hanyalah
individu-individu yang ada di dalam
masyarakat. Pandangan ini sekaligus menegaskan bahwa masyarakat hanyalah
konsep abstrak yang tidak jelas keberadaannya. Karena itu, agak rancu untuk
dijadikan objek penelitian.
Sementara
kelompok yang kedua, mereka melihat masyarakat memiliki eksistensi yang otonom
dan mengatasi individu. “...hanya masyarakat yang nyata, sedangkan individu
hanya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat sehingga ia terbatasi oleh
masyarakat” (A.B. Widyanta 2002:82).
Dua
konsepsi ini, menurut Simmel, telah membingungkan sosiologi. Bahkan lebih jauh,
dia mengatakan, bahwa dua konsepsi ini mengarahkan kepada ketersesatan dalam
memahami sosiologi.
Simmel
mengidentifikasi yang mungkin tidak terjebak dengan dua konsep di atas. Dia
mengakui bahwa masyarakat sendiri memang sesuatu yang abstrak. Yang real di
dalamnya adalah aktivitas-aktivitas individu yang kemudian membentuk
masyarakat. Karena itu, Simmel tidak membicarakan konsep sosiologi yang abstrak
itu, ia lebih tertarik melihat unsur-unsur di dalamnya, yakni “hubungan dinamis
resiprokal” yang lebih obyektif.
Di
sinilah Simmel membuat konsep yang lebih substansial yakni “sosiasi”. Secara
harfiah, bahasa yang diterjemahkan dari bahasa Jerman Vergesellschaftung, berarti
proses dimana masyarakat itu terjadi. Simmel sendiri lebih suka mendefinisikan
“sosiasi” sebagai “...bentuk dan isi dari suatu interaksi psikologis
individu-individu”. (h.88).
C.
Metodologi sosiologi Simmel
1. Metodologi
dan cara pandang
Dalam
tradisi sosiologi, berbagai aliran pemikiran selalu dituntut kejelasan metode
yang digunakan. Kesahihan suatu teori teruji dalam terang metodologinya.
Sebaliknya, sosiologi simmel dianggap bermasalah karena persoalan metodologi
yang tidak transparan. Mayntz mengungkapkan suatu kontribusi Simmel yang sangat
penting untuk sosiologi adalah ketika metodologinya memberikan status
independen pada sosiologi sebagai disiplin yang khusus. Bukan pada studi
komperensif pada keseluruhan fakta sosial, karena fakta sosial itu hanya
menjadi label untuk kehidupan manusia dan produk-produknya.
Soiologi
simelian menetapkan objek khusus dari kognisi melalui pemisahan secara analisis
aspek interaksi dari seluruh realitas sosial. Obyek formal menjadi basis metode
sosiologi simmel. Berbeda dengan metode yang cenderung kaku, konsepsi dan cara
pandang lebih mencirikan watak alat yang lentur, toleran, tanpa batas yang
ketat membelegu.
2.
Abstraksi, prosedur induktif, dan
mikro-makro sosiologi
Sosiologi simmel mengangkat interaksi sosial sebagi
obyek khusus. Melalui abstraksi memisahkan bentuk dari isi interaksi sosial.
Baginya mekanisme abstraksi merupakan proses penempatan sosialitas interaksi
dalam kesadaran. Sosiologinya didasarkan pada prosedur induktif bukan deduktif.
Simmel memberlakukan prosedur induktif dengan asumsi
bahwa pola interaksi fundamental diantara individu adalah bentuk formasi sosial
yang lebih besar. Dalam pemikiran sosiologi modern, perimbangan pendekatan
sosiologi mikro-makro berfungsi sebagai dasar persepektif relationism.
3. Signifikansi
How is Society Possible?
Salah satu karya
yang dianggap menjawab metodologi Simmel berjudul “how is society possible?”.
Pada intinya, karya ini memuat gagasannya tentang aprioritas sosiologis atau
lebih tepatnya apriori bentuk-bentuk
sosiasi. (h. 104)
D.
Menggerindra Sosiologi Kebudayaan Simmel
Bebearapa
gagasan simmel diatas adalah unsur-unsur pokok yang harus dipertimbangkan dalam
memahami sosiologi kebudayaan simmel. Disana terdapat kesepahaman baik dari
Mayntz,Coser,Levine,Lichblau dan Frisby yang menggangap bahwa unsur-unsur pokok
yang memuat konsep-konsep dasar dari perspektif sosiologi kontemporer seperti:
fenomenologi, hermeneutik, interaksionisme seimbolik dan terutama kebudayaan.
yang disumbangkan dari pemikiran simmel.
Lukasc
menanggap filsafat uang sebagai karya sosiologi simmel yang penting. Lukasc
menunjuk dua karya yang dianggap signifikan untuk sosiologi kebudayaan, yakni
gemeinschaft dan gesselschaf dari tonnis dan philosophie des geldes dari
simmel. Yang dijadikan artikel oleh lukasc tentang sifat dasar dan metode
sosiologi. Lukasc menepatkan sosiologi sebagai suatu bentuk yang memberikan
kesan kesetiaanya terhadap sikap dan posisi simmel. Lukasc menetapkan secara
terang-terangan sosiologi simmel sebagai landasan bagi pengembangan sosiologi
kebudayaan dan menerima konsep sosiologi sebagai suatu kerangka kajian dan
bukan isi. Bahkan, teori alienasi yang terkandung dalam karya simmel sangat
berpengaruh pada konsep reifikasi dalam teori kebudayaan lukasc mapun sosiologi
pengetahuan Mannheim. Banyak orang yang menganggap teori alienasi simmel
tersebut sama dengan teori alienasi Marx, namun dorongan utama dari argument
simmel berbeda dengan materialism historis marx. Interaksi mutual antara
ekonomi dan dunia intelektual, pemeliharaan otonomi relatif atas dunia
psikologis, maupun prakondisi-prakondisi metafisis ini menunjukan upaya metodelogis
simmel untuk sampai pada pengertian materialism historis seorang Marxis
kontemporer.
Swingewood
mengatakan bahwa dari seluruh sosiologi klasik, Georg simmel adalah
satu-satunya orang yang menjadikan persoalan kebudayaan modern sebagai focus studi sosiologisnya. Modernitas
yang diteorisasikan simmel kedalam terminologi antara perkembangan pesat dari
ilmu, tekhnologi pengetahuan obyektif dan erosi budaya subyektif atau personal.
Sumber utama (ultimate source) dari seluruh proses sosial atau kehidupan budaya
bukan produksi material atau kondisi ekonomi tetapi metafisis.
Mayntz
menegaskan bahwa simmel membahas proses perkembangan kepribadian individu,
pertalian teori filsafat dan sosiologi simmel terjadi. Pemahaman bahwa relasi
realisasi perkembangan kepribadian individu terancam oleh tragedy kebudayaan
merupakan hasil analisisnya atas proses diferensiasi sosial dan perluasakn
keolompok-kelompok sosial dan secara kuat didukung oleh pertumbuhan ekonomi
uang. Simmel sendiri terkait keutuhan cara pandang itu, berulang kali
mengatakan, setiap ilmu yang terspesialisasi secara terperinci mempunyai batas
atas dan batas bawah. Disatu sisi epistemologi ilmu yang terspesialisasi dengan
berdasar pada asumsi-asumsi a priori dan disisi lain adalah metafisis.
Berbagai
karya simmel secara logis dapat diletakan didalam dan diluar sifat pengetahuan
dalam suatu disiplin yang terspesialisasikan itu. Penjelasan simmel atas makna
hidup dan isi-isi yang utama dari nilai-nilai pokok yang mendasari merupakan
wujud keutuhan cara pandanganya. Melalui jalan inilah simmel mampu mencapai
aspek-aspek yang penting maupun keluasan dimensi sosiologi kebudayaan
[1]
A.B. Widyanta, Problem Modernitas dalam
Kerangka Sosiologi Kebudayaan George Simmel (Yogyakarta: Cindelaras Pustaka
Rakyat Cerdas, 2002) hal, 76.
[2]
Ibid, hal. 76.
[3]
A.B. Widyanta, Problem Modernitas dalam
Kerangka Sosiologi Kebudayaan George Simmel, hal. 77-78.
[4]
Ibid, hal. 78.
[5]
Ibid, hal. 79.
[6]
Ibid, hal. 80-81.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar